Help You to Success

.

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selamat Datang dan Terimakasih Telah berkunjung di Website Kami

Skripsi merupakan tugas akhir yang harus dilalui mahasiswa program S1 sebelum berhak menyandang gelar S1. Skripsi terkadang menjadi batu sandungan beberapa mahasiswa untuk lulus cepat atau mendapat predikat cumclaude. Salah satu faktor yang membuat skripsi sangat sulit dilalui mahasiswa adalah kurangnya data penunjang seperti jurnal dan tingkat kemampuan mahasiswa menulis yang terbatas.

Oleh karena itu, Dokter Skripsi menawarkan bantuan berupa data penunjang seperti jurnal dan penelitian terdahulu serta bimbingan konsultasi hingga sidang ujian komprehensif.
Tampilkan postingan dengan label latar belakang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label latar belakang. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 November 2013

Tips Menyusun dan Membuat Paragraf

     Secara sederhana, Paragraf adalah kumpulan atau kesatuan kalimat yang saling melengkapi untuk menjelaskan sebuah topik / gagasan / ide (koheren). Umumnya, dalam sebuah paragraf terdiri dari kalimat inti dan kalimat penjelas. Namun, dalam penulisan karya tulis saat ini juga dijumpai sebuah paragraf yang berisi kalimat penjelas saja atau bahkan kalimat inti saja. Untuk jumlah kalimat dari sebuah paragraf sendiri sebenarnya tidak dibatasi, namun hendaknya terdiri dari 2 atau lebih kalimat, disesuaikan dengan penjelasan dari kalimat inti.
     Paragraf merupakan sebuah komponen dalam sebuah karya tulis. Dapat dibayangkan, apabila paragraf dalam sebuah karya tulis tidak ada, maka pembaca akan sulit memahami makna dari tulisan karena buramnya kalimat yang menekankan pada ide / gagasan dan penjelasannya. Adanya paragraf sendiri juga untuk memudahkan penulis untuk menghantarkan ide / gagasannya dalam sebuah karya tulis. Adanya Paragraf, membuat penulis dapat menyampaikan ide / gagasannya secara sistematis.
Bagi sebagian besar penulis baik pemula maupun profesional, membuat paragraf yang membentuk sebuah kesatuan, kepaduan, lengkap serta urut sangat sulit. Apalagi memulai sebuah kalimat dalam paragraf. Sehingga disini, Dokter Skripsi mencoba memberikan sedikit tips tentang cara memulai menulis dan menyusun sebuah paragraf yang biasa dilakukan oleh para konsultan Dokter Skripsi:
 
1. menyusun kerangka atau alur pikir paragrafmenyusun kerangka atau alur pikir paragraf merupakan tahap yang perlu dilakukan dalam menyusun sebuah paragraf. kerangka atau alur pikir paragraf perlu dibuat terlebih dahulu agar tulisan yang kita buat tidak menyimpang dari apa yang kita inginkan dan tertata secara runtut dan sistematis. Kerangka atau alur pikir paragraf dapat dimulai dengan kalimat umum maupun kalimat khusus. Contoh, apabila saya ingin menyusun paragraf tentang kekayaan Indonesia dimulai dari kalimat umum :
"Dunia internasional menyebut Indonesia sebagai negara megabiodiversity. Hal ini dikarenakan, Indonesia memiliki anekaragam hayati baik flora maupun fauna. keanekaragaman hayati Indonesia tersebar dari sabang hingga merauke. Jumlah spesies yang tercatat pun lebih baynyak dari negara lainnya, yaitu 1.237 spesies."
Sedangkan, apabila dimulai dari kalimat khusus adalah :
"Indonesia memiliki jumlah spesiesflora dan fauna  sebanyak 1.237 spesies. Jumlah tersebut sangat banyak apabila dibandingkan dengan jumlah spesies yang ada di negara lain. jumlah spesies yang tersebar dari sabang hingga merauke tersebut membuat dunia internasional menobatkan Indonesia sebagai negara megabiodiversity."

Dari contoh diatas sebenarnya hanya merubah letak kalimat dan merubah sedikit susunan katanya. Inti dari keinginan mengenai kekayaan hayati Indonesia saya perjelas dengan kalimat-kalimat pendek yang meyakinkan pembaca mengenai kekayaan hayati Indonesia. Kalimat penjelas tersebut dapat kita jabarkan dari ide kalimat dari kerangka atau alur pikir paragraf atau dari data yang kita dapat.
 
2. metode ATM (Amati Tiru Modifikasi)
Sebelumnya, jangan berprasangka plagiat dulu dengan metode yang pertama ini. Metode ATM (Tiru Amati Modifikasi) merupakan metode yang sering kita pakai atau sarankan bagi para penulis pemula. Hal ini dikarenakan, metode ATM (Amati Tiru Modifikasi) merupakan metode yang paling mudah untuk diterapkan dalam membuat sebuah paragraf.
Syarat menggunakan metode ini adalah kita harus memperkaya kosakata dan susunan kata melalui membaca. Dengan intensitas yang tinggi dalam membaca, maka akan banyak kata yang dapat kita rangkai menjadi sebuah kalimat dan kalimat menjadi paragraf. Dari kalimat atau paragraf yang kita baca, kita dapat mengolah atau merubah susunan katanya. Contoh :
"Indonesia adalah negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang luas"
Dari kalimat diatas tersebut, kita dapat memodifikasi menjadi :
a. Lahan pertanian yang luas, membuat indonesia dijuluki sebagai negara agraris.
b. Negara agraris sangat cocok disandang oleh Indonesia, karena lahan pertaniannya yang cukup luas.

Modifikasi diatas dilakukan dengan merubah kalimat pasif menjadi kalimat aktif atau menambahkan kosakata dalam kalimat yang kita tiru.
 
3. Metode 4w+1h (what, where, who, which & how)
Mungkin bagi sebagian pembaca tidak asing dengan metode ini. Metode ini memang sering dipakai oleh para jurnalis atau wartawan dalam melontarkan pertanyaan ke narasumber. Syarat untuk menggunakan metode ini adalah menentukkan inti kalimat kita. inti kalimat dapat berasal dari kerangka atau alur pikir atau juga penjabaran dari alur atau kerangka pikirnya. Setelah inti kalimat telah kita tentukan, maka kita dapat mengeksplor melalui pertanyaan-pertanyaan yang kita kembangkan. Contoh :

Kalimat inti : "Indonesia merupakan negara agraris"
Kalimat ini dapat dikembangkan dengan :
a. Mengapa Indonesia disebut sebagai negara agraris?
b. Siapa yang mengakui Indonesia sebagai negara agraris?
c. Apa yang menyebabkan Indonesia disebut sebagai negara agraris?
d. Berapa banyak lahan pertanian yang membuat Indonesia menjadi negara agraris?

Dari pertanyaan diatas, maka kalimat inti diatas dapat menjadi sebuah paragraf seperti dibawah ini :

"Indonesia merupakan negara agraris. Hal ini dikarenakan, Indonesia memiliki lahan pertanian yang sangat luas serta mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah sebagai petani. Dari alasan inilah maka dunia internasional mengenal Indonesia sebagai negara agraris yang menghasilkan produk-produk pertanian. Luas lahan pertanian Indonesia pun tergolong kedalam lahan pertanian terluas, yaitu sebesar 1000 ha"

Bagaimana...cukup mudah untuk sejauh ini? jika kita kurang pas dengan susunannya, kita dapat merubah-ubah sesuai keinginan atau komposisi yang pas.
 
4. 1 Paragraf 1 Kalimat Inti     Cara yang terakhir yang dapat Dokter Skripsi berikan adalah menyusun paragraf yang terdiri dari 1 kalimat inti dan beberapa kalimat penjelas. Metode ini membuat paragraf yang kita buat semakin sistematis, urut, rinci, lengkap serta informatif, sehingga pembaca dapat mudah memahaminya. untuk contohnya dapat dilihat di contoh paragraf lengkap dibawah ini.
"     Di dunia internasional, Indonesia merupakan negara dengan sebutan mega center of biodiversity atau pusat keanekaragaman hayati dunia. Hal ini dikarenakan, Indonesia memiliki 17% spesies satwa dunia. Secara rinci Indonesia memiliki 707 spesies mamalia, 350 spesies amfibia dan reptile, serta 1.602 spesies burung. Adapun jumlah hewan khas (endemik) yang dimiliki Indonesia adalah 172 spesies amfibi, 259 spesies mamalia dan 382 spesies burung. Keseluruh jenis satwa tersebut sebagian besar hidup secara alami di 47 tipe ekosistem yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Beberapa diantaranya bahkan belum tereksplorasi secara penuh dan diperkirakan masih banyak spesies endemik yang belum ditemukan. (inti : Indonesia merupakan negara megacenter biodiversity)
     Bagi Indonesia, predikat negara kaya akan sumber daya hayati bukan hanya sebagai prestasi, melainkan juga sebuah tantangan yang besar. Ancaman kepunahan beberapa spesies akan terus mengahantui Indonesia seiring dengan maraknya perburuan dan perdagangan satwa. Dengan banyaknya spesies satwa yang hidup di Indonesia, dunia internasional mempercayakan Indonesia menjadi garda terdepan dalam pelestarian kekayaan hayati dunia. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia diminta untuk mewaspadai aksi pencurian dan pemusnahan satwa yang melibatkan aktor lokal maupun internasional. (inti: tantangan predikat megacenter biodiversity)
     Sebagai bentuk tanggung jawab dalam melestarikan dan melindungi spesies satwa yang ada, pemerintah Indonesia mengaturnya dalam sebuah peraturan perundang-undangan. Pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 disebutkan, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”. Pasal dalam perundang-undangan tersebut menjelaskan, bahwa seluruh kekayaan alam yang tercakup di Indonesia termasuk aneka ragam spesies satwa yang ada merupakan tanggung jawab negara. Ketersediaan sumber daya tersebut merupakan bagian dari kemakmuran yang akan dicapai dan menjadi faktor pendukung dalam pembangunan yang akan dijalankan. (inti: upaya Indonesia menjaga predikat mega center biodiversity)
     Secara khusus, kelestarian lingkungan yang dimiliki Indonesia diatur dalam Undang-Undang no.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Undang-undang tersebut dibuat untuk memberikan kejelasan dan ketegasan yang menyeluruh guna menjamin kepastian hukum bagi usaha pengelolaan dan pelestarian kekayaan hayati yang ada. Selain itu, adanya peraturan perundang-undangan ini, maka pemerintah Indonesia telah memberikan sarana perlindungan kepada semua pihak, tidak terkecuali satwa dan lingkungan hidup guna tercipta kesejahteraan sosial. (inti: fungsi undang-undang yang dibentuk pemerinta Indonesia)."

Selasa, 22 Oktober 2013

Cara Membuat Latar Belakang

Latar belakang masalah penelitian (research background) adalah bagian pertama yang sangat penting dalam menyusun tulisan ilmiah. Latar belakang masalah sendiri adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematika yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan idel akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Yang perlu diketahui, tidak semua masalah adalah fenomena yang menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menjadi perhatian banyak orang dan di bicarakan di berbagai kalangan di masyarakat.

Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis. Menurut Berndtsson et al., (2008) Latar belakang masalah penelitian menjelaskan secara lengkap topik (subject area) penelitian, masalah penelitian yang kita pilih dan mengapa melakukan penelitian pada topik dan masalah tersebut.

Kunci dari keberhasilan menyusun latar belakang masalah penelitian adalah seberapa komprehensif kita merangkumkan penelitian kita. Tulisan yang baik adalah bahwa dengan hanya membaca latar belakang masalah, orang langsung bisa memahami, apa yang kita lakukan pada penelitian kita.Secara umum, latar belakang harus memuat setidak-tidaknya 3 aspek, yaitu aspek normatif, aspek empiris dan aspek teoritis/yuridis. Aspek normatif adalah kondisi yang seharusnya atau yang ingin dicapai secara ideal. Aspek Empiris adalah kondisi yang sebenarnya terjadi dilapangan dan menjadi sebuah pertanyaan, karena berbeda dengan kondisi ideal (sesuai aspek normatif). Dengan demikian, pada aspek empiris akan tergambar gap atau ketimpangan antara normatif dan empiris. Sehingga, permasalahan yang diangkat dan dijadikan topik masalah penelitian tertera di bagian ini. Terakhir adalah aspek teoritis atau yuridis yaitu bagian yang mengungkapkan sebuah metode yang dapat menyelesaikan permasalahan atau yang kita sebut gap (ketidak sesuaian antara normatif dan empiris). Aspek normatif sering dijadikan sebuah indikator dalam melakukan analisa data atau batasan penelitian yang dilakukan.

Secara khusus, Latar belakang penelitian berisi :
  1. Alasan rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fakta-fakta, data, referensi dan temuan penelitian sebelumnya.
  2. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian mengisi ketimpangan yang ada berkaitan dengan topik yang diteliti.
  3. Kompleksitas masalah jika masalah itu dibiarkan dan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat, mengganggu bahkan mengancam.
  4. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis
  5. Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup bidang studi yang ditekuni peneliti.

Apabila kita menganut sistem piramida terbalik dalam penyusunan latar belakang, maka rangkaiannya sebagai berikut :
  • Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti.
  • Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
  • Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya munculah judul.
Sistem piramida terbalik dalam penyusunan latar belakang tersebut sangat populer dan dianggap relatif paling mudah untuk diterapkan. Biasanya, sistem penyusunan latar belakang piramida terbalik digunakan oleh orang-orang yang akan melakukan penelitian berjenis kualitatif karena pemikiran dari umum ke khusus.


Sumber referensi :
- Mikael Berndtsson, Jörgen Hansson, Björn Olsson, Björn Lundell, Thesis Projects – A Guide for Students in Computer Science and Information System 2nd Edition, Springer-Verlag London Limited, 2008